28 Februari 2015

Hati-hati: Penipuan voucher diskon belanja online di Lazada!


Hati-hati memasukkan kode voucher di Lazada.co.id karena voucher bisa lenyap tak berbekas saat anda melakukan pembayaran, angka yang tertera pada layar pembayaran berbeda, tanpa voucher! Voucher bisa hangus sendirinya ketika Anda melakukan perubahan cara pembayaran semisal dari kartu kredit 1 ke kartu kredit 2 atau dari COD menjadi Transfer.

 Kejadiannya begini, pada akhir bulan Februari 2015 Lazada memberikan diskon untuk semua pembelian barang dengan memasukkan kode voucher GAJIAN10. Diskon ini berlaku untuk pembelian produk apa saja di Lazada.co.id selama Anda mengetikkan kode voucher tersebut pada layar pembayaran. Nah ketika saya akan melakukan pembayaran, saya masukkan kode tersebut GAJIAN10 dan diskon tertera sesuai promo 10% dari total pembelian barang lalu baru ditambahkan ongkos kirim (ongkos kirim tidak didiskon). Kode pesanan saya 385xxx142.

Lalu saya berencana melakukan pembayaran dengan Kartu Master Card, masuk ke layar otentifikasi via SMS HP. Di sini saya berubah pikiran untuk melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit Visa saja karena poin di kartu kredit Visa itu lebih leluasa digunakan di mana saja. Saya batalkan pembayaran lalu saya kembali ke layar pilihan metode pembayaran, saya ganti dengan kartu kredit Visa. Saya bayar setelah otentifikasi. Tanpa disadari ternyata kode voucher hilang, saya baru sadar setelah melihat SMS tagihan jumlahnya berbeda dengan jumlah yang saya lihat pertama sebesar 2.500.000an menjadi 2.750.000 an. Dan saya cek kembali ke detil pemesanan memang tidak ada voucher GAJIAN10.

Langsung saya coba telpon ke layanan pelanggan Lazada tetapi semua penuh dan jam hampir tutup pukul 23.00. Karena tidak bisa via telp, saya coba komplain via Zendesk. Berikutnya saya iseng coba melakukan pembelian barang lain dengan kode voucher GAJIAN10. Beberapa item saya coba tidak bisa mendapat diskon kode GAJIAN10 setelah refresh. Lalu ada produk yang saya coba bisa dapat Voucher GAJIAN10, saya coba ganti-ganti metode pembayaran, voucher itu tetap ada di sana, tidak hilang. Lalu saya pesan dengan nomor pemesanan 315xxx142.

 Lalu esoknya saya coba Livechat untuk melakukan komplain hilangnya voucher GAJIAN10 pada pembayaran pesanan 385xxx142. Semua tidak membuahkan hasil. Dan ini dianggap sebagai kesalahan konsumen tidak memasukkan kode voucher tersebut, padahal kejadiannya adalah kode voucher tersebut dihapus oleh sistem lazada ketika saya ganti metode pembayaran. Jadi Lazada cuci tangan atas kasus ini.

Sebagai penutup, lain waktu Anda melakukan pembayaran online, jangan lupa mengumpulkan bukti screenshoot dari langkah-langkah transaksi Anda supaya ketika melakukan komplain, Anda punya bukti yang sahih dan meyakinkan.

ONGKOS KIRIM LAZADA DIHITUNG PER ITEM
Satu lagi yang saya pelajari dari kecurangan Lazada adalah ongkos kirim pukul rata 1KG. Menurut saya ini trik yang sudah menghasilkan banyak sekali uang bagi Lazada. Jika di toko online konvensional seperti kaskus, seller akan menimbang barang-barang pesanan (lebih dari satu unit) yang akan dikirim lalu memberitahukan total beratnya dan men-charge buyer sesuai total berat tersebut, bedanya dengan online shop Lazada, setiap item dihitung ongkos kirim 1 KG meskipun barangnya hanya kecil dan dari seller yang sama. Jadi bukan satuan berat. Ini tentunya merugikan pembeli yang membeli item-item kecil ringan dalam jumlah lebih dari satu unit dari seller yang sama. Lazada mendapatkan untung tidak wajar dari selisih berat ongkos kirim yang dibebankan ke konsumen dibandingkan ongkos kirim sebenarnya yang tentunya lebih ringan karena item digabung jadi satu.

Sebenarnya ada cara menghitung berat lalu baru dikalikan ongkos kirim per KG jika Anda pernah mempelajari sistem website e-commerce seperti Prestashop, Wordpress e-commerce, Opencart, dan sebagainya. Tapi hal rupanya Lazada tutup mata dan main pukul rata 1 KG untuk setiap item barang tidak peduli barangnya ringan dan bisa digabung pengirimannya karena dilakukan oleh seller yang sama dan dalam satu struk belanja yang sama!

3 komentar:

lordsanjay mengatakan...

Barang di lazada ga semuanya stok di lazada gan, tapi di stok di masing2 seller dan di kirim oleh masing2 seller, jadi ongkos kirim mengacu ke masing2 seller. Jadi yg masing2 ongkos kirim, prosesnya setiap seller akan kirim barang masing2, bukan dikasih ke lazada baru dikirim. Istilah lainnya dropshipper.
Opencart, prestashop, magento, woocommerce, drupal, virtuemart dan lainnya itu merupakan system web ecommerce, tapi bukan menggambarkan system bisnis marketplace

Unknown mengatakan...

Makasih infonya bang mampir ke lapak ane bang monggo https://haibandung.blogspot.co.id/2016/12/cara-cerdas-berburu-voucher-diskon.html?m=1

Anonim mengatakan...

kakak saya juga kejadian kayak gini. cuma tidak di lazada tapi di online shop fashion sebelah

mampir ke lapak saya yukk http://gaeguristory.blogspot.co.id/?m=1